

Terabaikan, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu H. Andrian Wahyudi, SE Kunjungi Makam Pangeran Mangkuraja

Realnewsbengkulu.com || Bengkulu -- “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah”, kutipan tersebut adalah kalimat yang pernah diucapkan Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno. Jika dimaknai, Kalimat tersebut mengandung arti bahwa sejarah merupakan hal yang sangat penting untuk membangun bangsa yang besar.
Pentingnya mengenal dan menghargai sejarah juga disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu H. Andrian Wahyudi, SE, saat mengunjungi Makam Baginda Pangeran Mangkuraja yang merupakan Raja dari Kerajaan Sungai Lemau yang saat ini berada di Kelurahan Kampung Kelawi Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu, Minggu (19/12/21) Pukul 10.00 WIB.
" Baginda Pangeran Mangkuraja merupakan salah satu Pahlawan Bengkulu dan juga seorang Raja di Kerajaan Sungai Lemau, berdasarkan dari catatan dibeberapa sumber, Beliau juga merupakan ulama yang mendirikan Sholat Jum'at pertama kali di Bengkulu, dan juga pendiri dari Masjid Al - Mujahidin yang berada di Pasar Bangkahulu pada tahun 1687, namun sangat disayangkan makam Baginda Pangeran Mangkuraja tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Bengkulu," jelasnya.
Usai melihat secara langsung makam Baginda Pangeran Mangkuraja, dirinya sebagai wakil rakyat berharap Pemerintah Provinsi Bengkulu kedepannya dapat lebih konsen untuk turut menjaga makam dan melestarikan makam Pangeran Mangkuraja, mengingat cerita serta sejarah Pangeran Mangkuraja tidak dapat lepas dari cerita Provinsi Bengkulu.
" Sebagai masyarakat Bengkulu, kedepannya kita akan mencoba untuk mendorong Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk turut andil menjaga dan melestarikan makam dengan menjadi sebagai salah satu Cagar Budaya, bukan hanya makam Pangeran Mangkuraja namun makam makam para leluhur lainnya. Perhatian dari Pemerintah sangat penting, jika tidak dijaga maka tidak menutup kemungkinan generasi penerus kita tidak akan mengetahui cerita sejarah dan perjuangan di Provinsi Bengkulu dalam mengangkat nama Bengkulu, dan membebaskan Bengkulu dari penjajah," tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Taufik kamidan (50), salah satu keturunan dari Pangeran Mangkuraja yang turut hadir, dimana pihaknya berharap seluruh anak keturunan untuk lebih menjaga makam yang ada, serta perhatian dari Pemerintah provinsi Bengkulu untuk dapat ikut menjaga dengan menjadikan makam Pangeran Mangkuraja sebagai Cagar Budaya sehingga menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Bengkulu, dengan dijadikan Cagar Budaya maka kita harapkan generasi yang akan datang dapat mengetahui dan mengingat jasa para leluhur.
" Selain seluruh anak keturunan dan masyarakat, kita juga berharap Pemerintah Provinsi Bengkulu dapat turut andil dalam menjaga makam Pangeran Mangkuraja yang merupakan salah satu pahlawan yang berani mengusir para penjajah Inggris dari Bengkulu," harapnya.
Sekedar diketahui, dilansir dari beberapa sumber seperti buku yang ditulis oleh M. Zerani dan V. Sozi Karnefi para penjajah Inggris pertama kali tiba di Bengkulu pada minggu pertama dibulan Ramadhan pada tanggal 24 Juni 1685 dengan 3 buah kapal yaitu The Caesar, The Resolution dan The Defence yang dipimpin oleh Kapten J. Andrew yang berlabuh di Muara Sungai Lemau.
Dalam buku tersebut, dijelaskan di Tahun 1719, Baginda Pangeran Mangkuraja yang merupakan Panglima perang melakukan operasi tempur ke Benteng Fort Marlborough, yang dibantu oleh orang - orang Lembak yang dipimpin langsung oleh anak mendiang Pangeran Jenggalu dibantu oleh pengikut ulama Besar Siddy Ibrahim dari arah Selatan, sedangkan dari arah Utara Benteng Fort Marlborough diserang oleh pasukan tempur dibawah perintah langsung Pangeran Mangkuraja yang terdiri dari orang-orang Melayu dan Rejang, dari daerah Timur angkatan perang dari Sungai Itam juga turut menyerang. Akibat dari penyerangan tersebut, Benteng Fort Marlborough dapat dikuasai, dan kantor dagang Inggris dibakar habis serta para penjajah Inggris banyak mati terbunuh.
Tuanku Baginda Pangeran Mangkuraja wafat pada tahun 1720 karena sakit ringan, dimakamkan berdampingan dengan besannya Sutan Balinam. Makam Baginda Pangeran Mangkuraja dibuat berbentuk kubah yang ditopang oleh tiang tiang sebesar batang kelapa dengan kubah yang lebih tinggi dari kubah makam Sutan Balinam, dikompleks pemakaman tersebut juga dimakamkan istri Baginda Pangeran Mangkuraja, Ibu Suri Baginda Pangeran Muhammad Syah serta Encik Diah. (Red)